Kalimat sederhana inilah yang selalu ada di benakku, dan ingin selalu ku publikasikan kenapa?? karena kalimat itulah yang nyata adanya untuk Kami (orang Bima). Kenyataan-kenyataan yang telah terjadi pada diriku sudah cukup mewakili hampir semua orang Bima yang ada di seluruh (dunia?) terutama mewakili perasaanku.
Aku ingat sekali ketika aku masih
kecil, hampir semua orang menceritakan padaku dan teman-temanku tentang
bagaiamana orang Bima itu sendiri, mereka menceritakan bahwa betapa baiknya
mereka di daerah orang lain, mereka tidak membedakan satu sama lainnya bahkan
mereka merangkul orang-orang sesama Bima seperti keluarga mereka sendiri yaaa
walaupun pada nyatanya di Bima sendiri mereka kadang berkelahi dan berselisih
paham.
Pada
saat itu aku hanya bisa mendengar dan sedikit membayangkan saja “tentunya
kehidupan semua orang harus seperti itu”,,, memang pendapat anak pedesaan seperti aku wajib
menolong satu sama lain karena orang-orang di pedesaan seperti kami adalah
keluarga. Karena hidup di desa tidak ada istilah keras, keras dalam arti
pahitnya untuk hidup, karena kita semua hampir bisa makan di hampir semua warga
desa. Jiwa Social dan solidaritas kami sanggat tinggi., kami bagaikan satu
keluarga.
Dan pemikiran
itu coba ku bawa ke Daerah lain (Di luar
Bima) tempat aku menimba ilmu (Kuliah). Dengan sedikit masalah pertamaku,
dan dengan pengharapanku aku coba menganggap semua bisa saling membantu,
menyapa, dan bisa peduli satu sama lainnya. Ternyata itu salah, kita memang
manusia tapi mereka tidak pernah melihat manusia lainnya, melihat masalahnya
dan menolongnya, atau Cuma mengatakan kata-kata yang menunjukan empati dan
simpati. Mereka sama sekali tidak peduli, mereka hanya pergi, melihat dan
meninggalkan. Mereka seperti tidak melihat manusia lainnya seperti saudara. Krisis-krisis
seperti itu membuat aku pesimis tinggal di Kota, pesimis akan tidak ada lagi
yang mengenal sesamanya.
Dan pada akhirnya semua terbuktikan dengan apa yang telah orang-orang tua katakan dulu. Orang Bima bisa mengenal orang Bima
lainnya. Mereka bisa mengenalku lewat dialect kami, lewat suku, perasaan dan
lewat rasa kebersamaan yang mungkin telah tertanam dan diajarkan di diri kami sejak kecil. Dan Walaupun kami berbeda kampung, desa atau kecamatan tapi
kami tetap satu. Kami adalah orang Bima yg mempunyai ikatan batin yang tinggi
yang bisa mengenal satu sama lainnya yg selalu memberi pertolongan kepada
sesama, menganggap orang Bima lainnya adalah keluarga, tidak peduli apa latar
belakang kami di daerah kami.
Aku adalah
satu dari orang-orang Bima yang merasa dirangkul, dianggap keluarga sendiri
oleh orang Bima lainnya. Dengan kesendirian dan kebingungan di Kota besar
mereka meletakkanku sebagai anak, teman, kakak, sahabat sekaligus bagian dari
mereka tanpa mengharap balasan sekalipun. Sungguh budaya yang indah yang harus
kami lestarikan.
Pesan-pesan
dan kebaikan itu harus kami jaga, terapkan, lestarikan dan diajarkan
pada generasi-generasi penerus, agar mereka bisa
melestarikan dan mengamalkannya dalam dunia yg semakin keras ini...